Friday, July 24, 2009

Masih ingin mengerti

Selarut ini, mata belum juga mau terpejam. Pikiran masih sibuk berkelana berlarian di lorong kepala. Memikirkan banyak hal, dari pemahaman yg bisa dimengerti hingga sudut pandang yg membingungkan. Semuanya campur aduk di tengkorak ini, menggedor-gedor hingga terasa pusing di otak belakang.
Tak terasa waktu menghamparkanku di sini. Semuanya mengalir begitu rapi sampai tak terasa aku hanyut di kota penuh kesibukan. Jika kini menyadarinya, sejenak aku keluar meninggalkan diriku dan melihatnya sebagai orang lain.

Apa pun filsafat yg masuk kedalamnya,
samudra tetaplah samudra


Ada banyak corak di hidup ini. Hiruk pikuk yg ada menjadikan dunia kian ramai dengan kerlipnya. Aku mengerti sesuatu tentang hidup, dan lebih banyak lagi yg tak ku mengerti. Menjalani dengan senyum itu yg ku pilih. Meski terkadang masih bergelayut ketakutan akan wajah buruk kehidupan, ku coba tetap gagah dengan yakin pada-Nya.
Aku merasa sedang menetapi perjalanan. Langkah demi langkah semakin mendekatkanku pada titik tujuan, tapi entah kapan langkah ini akan terhenti dan aku menepi di sisi jalan.


Hampir tiba untukku menyudahi hari ini dan menutup letih menyambut esok. Semoga ia akan lebih baik dari hari ini. Jauh lebih baik dari hari yg terlewati.
Insya Allah esok aku akan kembali singgah di sini. Merangkai kata mengusung maksud membeberkannya pada hening malam. Ya, jiwa yg sepi hanya bersahabat dengan kesepian.


Telah ku jadikan Engkau Sahabat hatiku
Namun tubuhku hadir di sini untuk mereka
yg ingin bermain bersamanya
Dan tubuh ini ramah pada tamu-tamuku
Tetapi kekasih hatiku adalah tamu jiwaku

Wednesday, July 22, 2009

24 tahun.

Yang datang kepada-Mu ini adalah jiwa yg rindu sejati. Saat semua di sini menampilkan topeng dan bersembunyi di balik cadar.
Yang bersimpuh di kaki-Mu ini adalah hati yg kumuh. Legam nafas oleh debu dosa.
Yang meneteskan air mata ini adalah hamba-Mu yg renta, yg tak tahu harus kemana lagi mengadu atas sayatan yg digoreskan hidup.
Dan yg menghadap kepada-Mu ini, Aku, ruh sederhana yg ingin sekali berlari dalam peluk-Mu...

24 kali matahari berevolusi, 24 tahun aku membebani bumi. Zul kecil sudah banyak berubah. Senyumnya tak lagi lucu dan ucapnya tak lagi ditunggu. Tapi akalnya mulai berlari menyeruak rimba bumi, hatinya mengangkasa menjelajah semesta.

Aku tak berharap banyak di hidup ini, karena hidup ini sudah memberiku banyak. Jemari ini bergerak oleh ajakan hati untuk bersyukur.
Allah.., terimakasih menyampaikanku sampai di sini.
Allah.., terimakasih untuk kepalan ini dan atas putih di hati.
Dan Allah.., terimakasih mengizinkanku bersyukur..

Tuesday, July 21, 2009

Hidup terus Berjalan.

Siap dicinta berarti harus siap dibenci. Pernah dipuja akan tiba gilirannya saat dicaci. 2 sisi kehidupan yg merupakan keniscayaan.

Hidup adalah perubahan. Segala di hidup ini berubah. Satu-satunya yg tetap adalah perubahan itu sendiri.
Apa aku juga berubah? mungkin. Tak ada lagi kata manis penyejuk hati, hilangnya ketulusan di sudut wajah, ataupun putih jiwa yg ternoda. Jika tanpa ku sadari diri ini menjadi terbelakang, akankah beranjak pergi semua yg pernah di sisi?
Terdengar mereka menikmati sempurnaku dan menutup mata pada nila yg menitik. Mungkin aku akan terhempas di celah bumi, menyaksikan kedua lenganku melepuh dan menunggu mati.

Aku tersenyum, Dunia akan tersenyum. Aku menangis, Dunia akan tetap tersenyum. Bukan dunia tuli tak mendengar, tapi karena unsur murni hidup adalah senyum. Teguran untukku meninggalkan bingkai muram ini dan kembali memandang optimis akan esok.

Cinta..., tegarkan hatiku !.
Aku harus terus berjalan. Melangkah hingga nanti hanya tersisa jejakku.


Cinta sejati itu ada.
Yg mencintai agung atau hina, tetap berpihak meski seisi bumi memerangi.
Jika itu bukan untukku, aku tetap senang karena keyakinanku benar. Huff..., letih jiwa ini seakan ingin undur diri dari hidup.

Esok aku akan membuka mata. Aku masih ingin memikirkanmu ( ya, kamu!). Sejauh mana teguh ini akan bertahan. Jika nanti aku benar2 hilang dari hatimu, izinkan aku tetap menyimpanmu.
Menjadikanmu simpanan hati terbaikku...

Friday, July 17, 2009

Garis tangan lebih dulu tergambar..

Jika aku harus pergi itu bukan karena inginku. Pernah ku katakan, mungkin aku akan beralih dari tempatku berpijak, tapi aku tak akan pernah beranjak dari tempatku memandang.
Jika kau tak mendapatiku lagi di tempat yg dulu, itu karena aku tak lagi di situ. Tapi di sini, aku selalu menyimpanmu. Seraut wajah yg luput terjamah.

Bukan, bukan karena "cacat" mu aku pergi, justru setumpuk indah yg ku temukan di dirimu. Tidak, tidak pula karena salahmu aku menjauh, aku selalu bisa mengerti setiap tingkahmu. Jika tiba-tiba aku menghilang semata karena jalur ketetapan yg tak sama.


Inginku tetap tinggal, tetapi keadaan memaksaku menjauh. Harapku aku akan tetap di sini, tetapi ada hati yg membutuhkanku, dan.......... keharusanku mendatanginya.